Rabu, 22 April 2015

Perjalanan Ini

derai air mata 
kutitipkan pada ombak
pada puing-puing bangunan

aku tak tahu harus di mana aku menanggis
atas pangkuan siapa harus kutumpahkan derai air mata
entah di  mana kuburan ayah ibuku
dikuburkan oleh guncangan khas
dan disirami dengan air hitam

aku terpaku
berdiri di bekas reruntuhan 
menghirup nafas berbau mayat

aku harus tegar 
setegar karang yang diterjang ombak
tinggalkan harta
tinggalkan duka
berlari dan berjalan
dengan sedikit semangat tersisa



September, 2005

Tidak ada komentar: