Sabtu, 07 Maret 2015

Mendampingi Rombongan Menuju Situs Prasejarah Bukit Kerang Aceh Tamiang

Sumber gambar: info-pariwisataindonesia.blogspot.com
"Sejarah adalah dua pintu, yang satu untuk melihat masa lalu, pintu lainya menyeruak ke masa depan  -- menurut saya"

Hari Sabtu, 7 Maret 2015, rombongan mahasiswa/i dari UNIMED jurusan sejarah melakukan perkuliahan lapangan ke situs sejarah Bukit Kerang, Aceh Tamiang. Beberapa hari sebelumnya, tepatnya 1 Maret 2015, tim survei dari rombongan melakukan kunjungan awal untuk melihat lokasi
dan perjalanan ke situ. Nah saya diajak oleh teman untuk menemani mereka.

Jadi setelah survei selesai, maka rencana kunjungan pun dilaksanakan, saya diajak mendampingi mereka. Oleh karena itu saya menghubungi penilik kebudayaan UPTD kecamatan Bendahara, saya menginformasikan akan kunjungan tersebut.

Pagi sabtu, saya bersiap-siap. Mulai menghubungi kembali penilik kebudayaan yaitu pak Madlan, memastikan kesediaan dan kesiapan beliau. Ternyatan beliau sudah ready, hebat juga bapak ini, pikir saya, walau usianya sudah tua. Tapi siap siaga dalam hal ini.

Bahkan beliau mengatakan via sms, sudah menunggu di situs Bukit Kerang, yang berada di Desa Mesjid, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang, Propinsi Aceh, Indonesia.

Baiklah, saya pun bersiap-siap menuju ke lokasi. Setiba di lokasi saya melihat dia sedang bekerja membersihkan situs dari sampah-sampah yang ada. Langsung saya hampiri. Karena rombongan belum sampai. Saya mengajak dia ke Opak, menunggu di Jalan Medan-Banda Aceh. Kami menunggu di sebuah kedai kopi, dan memesan dua gelas kopi hitam. Sambil ngobrol-ngobrol menunggu rombongan, entah berapa jam lamanya, barulah rombongan sampai dengan menggunakan bus ukuran sedang dua buah.

Pak Madlan naik ke salah satu bus, bus yang di urutan belakang. Saya menaiki sepeda motor, melaju di depan rombongan dan menuju ke lokasi. Akhirnya setelah beberapa menit meluncur dari Opak. Setelah melewati perkampungan dan kebun sawit, sampailah kami di situs sejarah tersebut.

Tidak lama berada di situ, pak Madlan segera membuka acara. Beliau mengenalkan diri kepada para mahasiswa-mahasiswi serta langsung menjelaskan tentang situs sejarah Bukit Kerang tersebut. Beliau nampak menguasai wawasan mengenai Bukit Kerang itu. Para mahasiswa/mahasiswi, dosen, dan saya sendiri mendengarkan dengan seksama. Banyak di antara mereka mengambil foto dan video.

Setelah beliau menceritakan, dia memberikan kesempatan bertanya kepada para mahasiswa mahasiswi, mereka cukup antusias nampaknya. Setelah itu kami makan siang bersama dan dilanjutkan dengan penutupan oleh pak Madlan sendiri. Selesai itu rombongan bergerak pulang, membawa cerita, kenangan dan pengalaman masing-masing. Tidak terkecuali, saya sendiri. Hmmm siapa yang ingin mengunjungi situs prasejarah Bukit Kerang? Yang konon kata pak Madlan tinggal satu-satunya lagi tersisa di dunia ini. Hubungi saya di menu "Hubungi Saya" pada blog ini. Maaf saya tidak pandai menceritakan sejarah bukit Kerang itu sendiri... he he he...

3 komentar:

Anonim mengatakan...

sejarah cerita masa lalu yang tidak tertulis tapi tetap bisa dikenang sampai sekarang

Hadrial Aat mengatakan...

Pendapat yang bagus...

Darmayanti mengatakan...

Luar biasa ab kami...