pixabay.com |
Assalamu'alaikum sahabat Hadrial Aat, apa kabarnya, semoga makin sehat dan semangat berpuasa ya. Di bulan yang mulia ini saya mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa, semoga amalannya diterima oleh Allah SWT. Sahabat, pada kesempatan kali ini saya ingin berbagi kisah, mungkin bisa menemani ibadah puasa para sahabat sekalian atau juga ada hikmah yang bisa diresapi dari kisah berikut ini.
Sendirian saja, orang tidak akan bisa menempuh jalan dalam perjalanan batinnya. Kau tidak usah mencoba menempuhnya sendirian, sebab harus ada pembimbingmu. Yang kita sebut raja adalah pembimbing, dan anak miskin itu Si Pencari.
Dikisahkan, Raja Mahmud dan tentaranya terpisah. Ketika sedang mengendarai kudanya kencang-kencang, dilihatnya seorang anak lelaki kecil berada di tepi sungai. Anak itu telah menebarkan jalanya ke sungai dan tampaknya sangat murung.
“Anakku,” kata Sang Raja, “kenapa kau murung? Tak pernah kulihat orang semurung kau itu.”
Anak lelaki itu menjawab, “Hamba salah seorang dari tujuh bersaudara yang tidak berayah lagi. Kami hidup bersama ibu kami dalam kemelaratan dan tanpa bantuan siapapun. Hamba datang kemari setiap hari, memasang jala mencari ikan, agar ada yang dimakan setiap malam. Kalau hamba tak menangkap seekor ikanpun pada siang hari, malamnya kami tak punya apa-apa.”
“Anakku,” kata Sang Raja, “bolehkah aku membantumu?” Anak itu setuju, dan Rajapun melemparkan jala yang, karena sentuhan kewibawaannya, menghasilkan seratus ikan.”
Catatan:
Oleh orang-orang yang belum luas pengetahuannya, sistem metafisika sering dikira sebagai menolak nilai “benda duniawi” atau, sebaliknya, menjanjikan melimpahnya keuntungan kebendaan.
Namun, dalam Sufisme “hal-hal baik” yang dicapai tidak selalu kiasan atau sama sekali harafiah. Kisah perumpamaan ini berasal dari Faridudin Attar, dicantumkannya dalam Parlemen Burung, dan dipergunakan dalam pengertian baik harafiah maupun perlambangan. Menurut para darwis; seseorang bisa mendapatkan kekayaan kebendaan dengan jalan Sufi, apabila hal itu demi keuntungan Jalan dan juga dirinya sendiri. Disamping itu, ia pun akan mendapatkan kepuasan rohani sesuai dengan kemampuannya mempergunakan hal itu dengan cara yang benar.
Begitulah kisahnya para sahabat, apakah ada hikmah yang bisa diresapi? Semoga saja ada ya... Semangat ya dalam berpuasa dan belajar, menuntut ilmu, semoga puasanya sampai sore, menjelang berbuka jangan lupa do'akan saya ya he he he. Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Sumber: www.sufimuda.net
Tidak ada komentar:
Posting Komentar