apa salah dosa
sehingga gempa mengguncang
berjalan di atas daratan
di atasnya elang laut berputar
jutaan mata terpukau
pemandangan
barisan mayat bergelimpangan
dari bayi merah
sampai orang tua yang keriput
barisan tubuh kaku
menjadi penghuni terakhir
hari itu
untuk sebuah perjalanan singkat
mereka merintih
tersenyum dan pucat
barisan perjalanan diakhirkan
dengan sapuan maha dashyat
bercampur lumpur laut yang lekat
di mana kesayangan mereka
anak istri atau harta
hanya syuhada tersenyum tersipu
lalu terbang ke awan yang kelabu
hari itu
semesta alam menangis
puing-puiang menjadi saksi
sebuah kisah sedih
dunia merintih
apa salah dan dosa
sehingga gempa mengguncang
atau sebuah cobaan sang pencipta
agar meluruskan jalan
barisan kaku hari itu
menjadi cambuk dan cermin kita
akan ketidakpastian
semua yang kita dapatkan sekarang
kini
menangis semua merintih
menangisi barisan kaku
dengan pengikut ratusaan ribu
di atas negeri
yang penuh berkah dan hidayah
siapa yang bisa membaca
dialah orang yang selamat
kelak
Maret, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar