kegaluan menari-nari
di pinggir tapal batas
tanpa henti
kau soraki dengan senyum tersungging di bibir
manis laksana manggis
kau yang merasa
oh hidup
haruskah hujan
tanpa gelap pekat kabut di awan-awan
langit-langit yang menghitam
angin yang tak karuan
kuingin segalanya menjadi cerita
untuk kutulis dalam kepingan hati ini
akupun terpaku
hujan mendera dalam jiwa
semua karena cinta
dalam pada dunia
gemerlap senja pun tak kuasa untuk dilukiskan
dalam hati yang hancur oleh derita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar