Berdoa bukanlah bermaksud hendak merubah kehendak Tuhan atas takdir kita..
Berdoa
adalah untuk merubah diri kita sendiri, sedemikian rupa hingga tepat
pada tempatnya/ fitrah-nya, sebagai makhluk di hadapan Sang Penciptanya,
sebagai makhluk yang senantiasa terikat dengan hukum alam/ hukum
sebab-akibat dengan demikian terpenuhilah salah satu dari sekian banyak
rukun syarat/sunatullah- Nya.., maka tiada satupun alasan bagi
alam semesta untuk tidak mewujudkan/
terkabulkannya doa-doa kita..
bahkan seringkali dengan cara-cara yang sama sekali di luar dugaan akal
pikiran sehat kita.. yang sering kita anggap sebagai suatu miracle/ keajaiban dari kehidupan di dunia ini.
Dengan bahasa lain.., dengan memutar tunning channel pesawat
radio kita, bukan berarti kita sedang berupaya agar stasiun pemancar
radio FM yang ada, mau memutarkan lagu-lagu dangdut yg kita inginkan,
tapi justru kitalah yang merubah diri kita/pesawat radio kita, agar
segelombang/se-frekwensi dengan gelombang stasiun pesawat pemancar radio
FM tersebut. Beberapa orang yang baru saja berhasil menemukan channel radio kesayangannya akan berteriak, “Wahh.., doaku terkabul lagu-lagu dangdut yang kuinginkan ternyata sedang diputar pada radio ini.”
Kemudian si Fulan penjaga warteg sebelah, dengan santai menjawab, “Lha,
kalau lagu- lagu dangdut itu dari dulu emang selalu diputar 24jam
sehari non-stop di radio tersebut, Mas. Mas nya aja yang
terlambat/kesiangan menghidupkan pesawat radionya, atau dari tadi
pindah-pindah gelombang terus, kalo saya gak pernah pindah-pindah
channel, ya dari tadi pagi emang udah dangdutan terus sepanjang hari”.
(Ingat..!! sepanjang 24 jam sehari, selalu ada gelombang-gelombang yang
berseliweran di sekitar kita, baik itu gelombang pemancar radio,
gelombang dari stasiun TV, dari Operator handphone kita, orari, dan
sebagainya.., tentu saja kita tidak dapat merasakannya jika kita tidak
berada dalam gelombang yang sama frekwensinya, tapi bukan berarti
gelombang tersebut tidak ada).
Seperti
kita menyiapkan timba/ember untuk menampung air hujan yang deras..,
sebanyak apapun timba/ember yang kita siapkan untuk menampungnya, maka
sebanyak itu pulalah yang akan kita dapatkan..kita selalu merasa pas
benar doa kita dapat terkabul persis seperti keinginan kita, yaitu 10
timba penuh berisi air hujan. [padahal kalau kita siapkan 1000 timba
sekalipun, maka ke-1000 timba tersebut semuanya pun akan penuh juga].
Apalagi yang namanya hujan Rahmat yang selalu tercurahkan 24 jam sehari
tanpa henti dari sisi-Nya.
Seperti pada saat kita sedang searching di search engine google,
yahoo..dsb, apa saja yang kita ketik.., maka segera pulalah akan muncul
segala sesuatu yang berkaitan dengan hal yang kita cari tersebut.
Dengan mengetik kata “sandal jepit”, maka segala sesuatu tentang sandal
jepit akan segera muncul di hadapan kita, mulai dari “sandal jepit
hilang”, “sandal jepit putus”, “sandal jepit murah”, dan seterusnya..
bukan berarti ada orang/operator dari internet yang selalu siap 24 jam untuk melayani permintaan- permintaan kita tentang informasi terhadap segala sesuatu tersebut, namun sistem (semesta/universe) telah menyediakan semuanya untuk kita.
Berdoa
bukanlah selalu yang kita lakukan dengan menengadahkan tangan kita,
sesaat setelah atau pada saat kita sedang beribadah, berdoa tidaklah
selalu yang kita lakukan dalam tempat -tempat/rumah ibadah, pada
waktu-waktu hari dan jam tertentu.. tetapi berdoa adalah keseluruhan
apa-apa yang tengah kita pikirkan, siang dan malam, mulai dari sesaat
setelah bangun tidur sampai menjelang tidur kembali.. maka hati-hatilah
dengan apa yang kita pikirkan karena itu- pun akan mewujud sebagai doa,
yang akan terkabul baik memang kita kehendaki maupun pikiran negatif
yang tidak kita kehendaki, namun selalu menghantui pikiran kita.
Self sabotage.. sinkronisasi pikiran, keinginan, harapan, dan kenyataan..
Self sabotage atau sabotase diri adalah sumbatan energi psikologis dari mindset yang
kurang tepat, yang dapat menghambat terkabulkannya doa kita.. misalnya:
sirik/tidak senang melihat orang lain sukses/kaya/dapat rejeki, dst.
Seringkali berpikiran negatif terhadap orang lain, misal, “Orang itu kaya, jangan- jangan itu hasil korupsi”, dsb. Berharap orang lain celaka, tertimpa musibah, karena masih ada dendam, benci, marah, kesal dsb.
Untuk
menetralisir sumbatan- sumbatan energi psikologis tersebut, marilah
kita coba belajar dan berlatih untuk mensinkronisasikan/ mengharmoniskan
antara pikiran dan perasaan kita, antara otak dan hati nurani, antara
pikiran sadar dan bawah sadar kita. Setidaknya ada 3 sensasi rasa yang
berbeda yang dapat kita rasakan dan bandingkan satu sama lain dalam kita
berlatih dalam memanjatkan doa-doa kita :
Doakan
orang-orang yang sangat kita cintai, misalnya: anak, cucu kita, orang
tua kita, pasangan hidup kita, guru dan orang yang sangat kita hormati
lainnya, perkuat juga dengan memberi alasannya, coba perhatikan
bagaimana rasanya/perasaan-perasaan kita?
Mendoakan
musuh kita, coba kita sebutkan beberapa nama orang- orang yang paling
kita benci, mungkin karena perilakunya yang sangat buruk pada kita di
masa lalu yang masih menyisakan kenangan buruk dan trauma pada kita,
dengan mengingat namanya saja, bisa jadi tubuh ini bergetar, rasa kesal,
marah, dendam mulai muncul dan mengendalikan emosi kita. Tarik nafas
beberapa kali agar pikiran dan perasaan dapat kembali menjadi tenang,
dan kita boleh mencoba mendoakan mereka dengan doa yang sangat tulus,
dengan alasan yang tepat pula.
Misalnya :
“Ya
Tuhan.., berilah dia banyak rejeki agar dia dapat segera menyelesaikan
hutang- hutangnya, termasuk melunasi hutang- hutangnya pada saya,
agar dia dapat dimaaf kan dan diterima oleh masyarakat yang pernah
ditipu/dirugikannya, dengan demikian dia dapat memperbaiki
taraf hidupnya menjadi lebih layak, lebih pantas, berkelimpahan dan sadar akan kekhilafannya.”
“Ya
Tuhan, walau perilakunya sangat menjengkelkan, sadarkanlah dirinya,
bahwa perilakunya sangatlah merugikan orang lain, yang dapat membuat
orang lain menjauhi dan membencinya, bagaimana dengan perasaan mereka
yang tinggal satu rumah sebagai pasangannya atau teman dekatnya,
sedangkan saya yang hanya berjumpa sesekali saja sudah cukup terganggu
dengan tingkah lakunya tersebut, kasihan sekali mereka yang harus setiap
hari berurusan dengan orang sepertinya.”
Mendoakan
orang-orang yang kita jumpai sehari- hari, yang kita sama sekali tidak
punya kepentingan secara langsung dengannya, bahkan kita tidak
mengenalnya, misalnya : mendoakan pedagang kaki lima yang baru saja kita
membeli makanan kecil darinya, sambil menyerahkan uang pembelian, “Semoga cepat laris dagangannya ya, Buk..”, mendoakan tukang becak/ojek yang baru kita tumpangi, “Nihh Pak duitnya, semoga banyak rejeki yaa..”, dst. Jadikan ini sebagai habit/kebiasaan
baru kita, toh gak ada ruginya mendoakan tulus orang lain kan juga gak
pake keluar modal, dan yang pasti membuat orang lain senang, kita pun
dapat pahala.
Beberapa tips singkat dalam berdoa:
- Berdoalah sesaat sebelum tidur dan segera sesaat setelah bangun tidur, karena secara alami/ natural gelombang otak kita berada pada gelombang alpha dan tetha pada masa- masa tersebut, sehingga secara otomatis akan terekam dibawah sadar/ unconscious mind kita, yang merupakan “miracle zone/zona keajaiban” dalam memanjatkan doa- doa kita.
- Berdoalah dengan perasaan bahagia, dengan diawali dengan perasaan bersyukur yang mendalam, dengan pujian-pujian yang akan menempatkan kita tepat pada tempatnya/ fitrahnya sebagai makhluk yang harus senantiasa bersyukur. Mulailah dengan bersyukur.., karena tanpa bersyukur maka sesungguhnya kita tak pernah mendapatkan apapun juga di muka bumi ini.., sedangkan bila kita pandai bersyukur maka, Tuhan berjanji, “Nikmat-Ku akan Ku tambah..”
- Biasakanlah memuji seseorang dengan tulus, yaitu seseorang yang kita kagumi atas pencapaian-pencapaiannya, baik di bidang usaha/ ekonominya, kepandaiannya, atas perilaku dan akhlaknya, dan sebagainya, karena pujian yang tulus tersebut akan direspon secara otomatis oleh pikiran bawah sadar kita untuk dapat menuju dan mencapai titik yang sama. Jadi sebenarnya pujian tulus tersebut bukan semata-mata untuk mereka yang kita puji, melainkan untuk menselaraskan pikiran bawah sadar kita bahwa kita ingin mencapai hal yang sama mulianya.
- Bagaimana Tuhan akan mengabulkan doa-doa kita, memberikan rejeki yang kita minta, sedangkan kita menutup pintu-pintu rejekinya.., maka dari itu perbanyaklah kawan, saudara, kurangi musuh, karena bisa jadi dari merekalah pintu-pintu rejeki itu akan terbuka.
Selalu berusaha open mind, positif thinking, juga positif feeling, kembalikan segala sesuatunya pada Tuhan, “Ya
Tuhan mengapa aku harus mendapatkan ujian/ masalah ini, pelajaran/
hikmah apa yang dapat aku ambil untuk bekal kebaikanku dimasa depan ya
Tuhan?”, dst.
Dari
macam latihan berdoa dan tips-tips berdoa tersebut di atas, kita dapat
merasakan sensasinya, perbedaan perasaan-perasaan kita, mudah-mudahan
dengan hal tersebut dapat membuat kita lebih selaras antara pikiran
sadar dan bawah sadar kita, sehingga tidak ada lagi mental block atau self sabotage dalam doa-doa kita. Karena doa yang powerful adalah
doa tulus, yang terlintas dalam benak kita, yang terucap maupun tidak
terucap melalui lisan kita, yang sesuai dengan hati nurani kita, yang
menggetarkan seluruh sel- sel tubuh kita (merinding, menitikkan air
mata), dan ter- refleksikan dengan perbuatan, ucapan dan tingkah laku
kita sehari-hari, sehingga tiada alasan sedikitpun bagi semesta untuk
tidak mewujudkannya, semoga..
Sumber: sufimuda.net; Ayah Alib, Buletin Kesadaran YKAD Vol. 06
Tidak ada komentar:
Posting Komentar