Ilustrasi: penpatah.blogspot.com |
Sebagai mahluk hidup, kita akan mengakhiri hidup ini. Beragam nama keakhiran itu, meninggal dunia, wafat, tewas, mati dan lain sebagainya. Demikian juga halnya bagaimana mengurusi orang yang sudah mati itu, mungkin beragam cara yang dilakukan.
Nah di daerah kami yang penduduknya mayoritas Islam, jika ada yang
meninggal dunia pastinya juga diurus dengan cara-cara yang islami.
Diantaranya yang dapat saya uraikan secara singkat pada tulisan kali
ini.
Pertama sekali jika ada yang meninggal dunia di tengah masyarakat kami,
maka tetangga-tetangga atau orang-orang sekitar mengabarkan kepada
anggota masyarakat yang lain. Kemudia segeralah kami bertakjiah, datang
mengunjungi rumah ahli duka tersebut. Diantara masyarakat itu, sebagian
yang lainnya menyiapkan tenda-tenda atau tikar-tikar untuk tempat para
pelayat yang bertakjiah. Para pelayat biasanya bersedekah seiklasnya
pada untuk keluarga yang sedang mengalami suasana duka tersebut.
Sebagian anggota masyarakat yang lain segera ke tempat perkuburan untuk
mempersiapkan liang kubur.
Sebagian yang lain, termasuk disini para Imam, anggota keluarga, ataupun
orang-orang lain yang berkompeten, segera mengurusi jenazah, memandikan
dan mengkafankan jenazah tersebut.
Kemudian setelah itu, jenazah segera di bawa ke halaman rumah yang sudah
didirikan tenda tadi atau yang sudah diberikan tikar. Kemudian segera
dishalatkan. Ada juga yang dishalatkan di Mesjid. Setelah itu segera
dibawa ke perkuburan dan dimakamkan lengkap dengan segenap doa.
Kemudian di malam harinya, kami kembali takjiah kembali. Tapi
kegiatannya ialah membaca samadiah dan tahlilan serta doa-doa untuk roh
yang telah meninggal dunia tadi. Biasanya tahlilan ini dilakukan selama
tiga malam berturut-turut.
Setelah acara tahlilan selesai, ada juga diantaranya acara ceramah atau
dakwah Islamiah, misalnya tentang itibar kematian atau tentang tema-tema
agama lainnya. Disamping itu biasanya disediakan makanan-makanan kecil
dan minuman teh atau kopi, ada juga hanya air putih. Hal ini relatif,
bahkan terkadang ada makanan mie atau nasi.
Inilah yang bisa saya laporkan atau tuliskan. Mungkin pastinya masih
banyak kekurangan-kekurangan disana-sini, saya mohon maaf. Bagi kita
yang masih hidup ini, marilah kita mempersiapkan bekal untuk kematian
kita, yaitu dengan belajar ilmu agama dan ilmu dunia, meningkatkan amal
ibadah, berbuat kebaikan dan lain sebagainya. tulisan ini ada manfaatnya
:}
by Hadrial Aat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar