Minggu, 04 September 2016

Amnesty Pajak, Apa Iya Untuk Kendaraan Bermotor?

Ribut-ribut pengampunan pajak, aku jadi terpikir atas kendaraan bermotor aku yang sudah kelewatan bayar pajaknya. Kalau gak salah sudah setahun gitulah pajaknya gak aku bayar. Sebenarnya sih awal-awal dulu pajaknya aku bayar. Tapi aku sangat kecewa pada salah satu kantor samsat, ada oknum yang meminta uang pengesahan sebesar 50 ribu Rupiah. Ada aja alasannya, dasar hukumnya mana?? Rakyat kecil udah datang baik-baik untuk bayar pajak, malah dimakan. Hadeh.....

Jadilah aku berharap apakah amnesti pajak bisa mengakomodir pajak kendaraan bermotor? Nah di antara teman-teman ada yang tau gak. Kalau ada beritahu aku ya di kolom komentar di bawah. harapan aku sih bisalah, itu kan pajak juga kendaraan bermotor.

Merdeka ha ha ha



Selanjutnya...

Aku Pikir Mukidi Itu Apa

Rame-rame membahas Mukidi, aku pikir mukidi itu apa. Mulai deh aku mencari di internet tentang apa itu Mukidi. Apakah Mukidi suatu kasus yang lagi booming seperti kasus kopi Mirna yang sidangnya aja disiarkan sejara langsung di TV. Eh rupanya bukan. Mukidi itu tokoh dalam cerita, umumnya ceritanya lucu sih, aku saja suka. tapi tidak terlepas kemungkinan jika ada orang di dunia ini yang memiliki nama Mukidi ya...

Contoh cerita Mukidi yang terkenal itu,

Mukidi lagi melancong ke Arab, seperti orang Indonesia yang lainnya. Dia juga ikut tour naik unta. Tapi unta di Arab tidak seperti unta di Indonesia, ketika Mukidi bilang, “duduk” dan unta langsung duduk.

Namun lain kejadiannya. Unta di Arab, walaupun Mukidi sudah bilang: “Duduk, sit.. sit, jongkok, diuk.”

Sang unta tetap berdiri, dan akibatnya Mukidi tidak bisa naik.

Pawang Unta (PU): “Bilang Assalamualaikum, baru unta duduk.”

Mukidi: “Asalamualaikum” langsung onta duduk, Mukidi naik, unta langsung berdiri lagi.

Mukidi: “Jalan.. jalan..” unta tetap diam. Dipukul pukul punggungnya, unta tetap tidak mau jalan.

PU :”Bilang Bismillah “

Mukidi : “Bismillah”

Onta jalan, Mukidi senang jalan naik unta dengan Pawang Unta berjalan di sampingnya.

Tak lama kemudian Mukidi bertanya, “Pawang. Bagaimana cara nyuruh untanya lari ya?”

PU: “Bilang aja Alhamdulilah”

Mukidi : “Alhamdulilah.” Dan unta pun berlari.

Mukidi senang sekali. Saking senangnya Mukidi bilang lagi “Alhamdulilah.” Dan si unta berlari tambah kencang, dan si Pawang Unta makin ketinggalan.

Ketika Mukidi sudah jauh si Pawang Unta baru ingat, belum memberi tahu caranya onta berhenti. Dari jauh PU berteriak: “Kalo mau berhenti bilang Innalillahi..”

Karena sudah jauh Mukidi tidak mendengar. Dan si unta terus berlari dengan kencang. Sampai akhirnya di kejauhan Mukidi melihat di depan ada jurang yang sangat dalam. Mukidi ketakutan, dan mencoba menghentikan onta: “Stop, stop, stoooop, stooop, oop, oop..!!”

Unta tetap berlari, jurang sudah terpampang di depan mata. “Mati gue!” kata Mukidi. Tahu dia akan jatuh kejurang dan mati.

Dalam kepanikannya dia berteriak: “Innalillahi..!!” sambil memejamkan mata pasrah. Unta mendadak berhenti. Dan ketika Mukidi membuka mata. Dia melihat persis di tepi jurang. Saking senangnya tidak jadi mati, Mukidi berteriak: “Alhamdullilah!” (www.solopos.com)

Mukidi-Mukidi. :) :)

Selanjutnya...